Kenapa Umur Ghalib Ummat Nabi Muhammad Cuman 63 Tahun ?
Salah satu bukti terlalu besarnya kasih dan sayang Allah terhadap Ummat baginda Rasuluna Muhammad Shalallahu alaihi wasallam adalah...
Di zaman Rasulullah Saw ada sekelompok sahabat yang di namakan dengan ahlus suffah, Abu Zurah Ar-Razi menyebutkan bahwa jumlah sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam lebih dari 100.000 dan diriwayatkan bahwa jumlah mereka 114.000. Yang menegaskan angka ini adalah imam as-Suyuthi rahimahullah dalam kitab Khashais al-Kubra
يبلغ عدد صحابة رسول الله حوالي مائة وأربعة عشر ألف صحابي
Namun dari sekian banyak sahabat rasul kelompok ahlus suffah ( sahabat yang mengamalkan ilmu kesufian ) ini terbilang sangat kecil, mereka hanya berjumlah 70 orang.
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ﺭَﺿِﻲَ اﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻗَﺎﻝَ: « ﻟَﻘَﺪْ ﻛَﺎﻥَ ﺃَﺻْﺤَﺎﺏُ اﻟﺼُّﻔَّﺔِ ﺳَﺒْﻌِﻴﻦَ ﺭَﺟُﻼً ﻣَﺎ ﻟﻬُﻢْ ﺃَﺭْﺩِﻳَﺔٌ »
Abu Hurairah RA berkata: "Para sahabat ahlus shuffah ( sahabat yang mengamalkan ilmu kesufian ) berjumlah 70 orang. Mereka tidak memiliki selendang" (HR Al-Hakim)
Yang harus di garis bawahi adalah Mᴇʀᴇᴋᴀ ʜᴀɴʏᴀ ʙᴇʀᴊᴜᴍʟᴀʜ 70 ᴏʀᴀɴɢ dari 114.000 sahabat.
dari sinilah kemudian penganut ilmu kesufian menisbatkan diri mereka sebagai pengikut ataupun orang-orang yang mengamalkan ilmu sufi sebagaimana yang telah diamalkan oleh sahabat-sahabat terdahulu yang mereka hanya berjumlah 70 orang.
الإمام جنيد البغدادي يعرّف صوفية على ثمانية المعايير :
Imam Junaid al-Baghdadi merumuskan delapan sifat sufi sebagai berikut :
1. Murah hati seperti Nabi Ibrahim
كريمة مثل النبي ابراهيم
Konon Nabi Ibrahim tidak pernah makan malam sendirian, jika tiada teman maka dia akan memanggil tetangganya untuk menemani. Sufi tidak mungkin pelit, sebab dia sudah tak lagi terikat pada dunia.
2. Rida seperti Nabi Ismail
رضا مثل النبي إسماعيل
Selalu rela apa pun ketetapan Allah atas dirinya. Nabi Ismail bahkan rela menyerahkan nyawanya untuk Allah. Hal ini berkebalikan dengan kita yang suka mengeluh dan menawar.
3. Sabar seperti Nabi Ayyub
لصبر مثل النبي أيوب
Dia tadinya konglomerat namun jatuh miskin, diberi cobaan dengan penyakit kulit, hingga istri dan anak meninggalkannya, bahkan diasingkan masyarakatnya.
4. Mampu berkomunikasi dengan isyarat seperti Nabi Zakaria
قادرة على التواصل مع إشارات مثل النبي زكريا
Ketika akan punya anak, Nabi Zakaria tidak lancar bicara secara verbal tapi berkomunikasi dengan bahasa isyarat. Kita tahu bahwa ada hal-hal yang tidak bisa disampaikan begitu saja di masyarakat karena bisa menimbulkan salah pemahaman yang berujung keributan. Maka, sufi perlu menguasai bahasa simbolik.
5. Uzlah seperti Nabi Yahya
عزلة مثل النبي يحيى
Tidak terlalu terlibat dengan masyarakat agar dirinya tidak hilang ditelan kerumunan. Maka, sufi perlu sesekali menjauh (uzlah) agar mampu memandang banyak hal secara lebih luas. Tujuannya adalah agar tak terlalu sibuk sehingga bisa muhasabah. Tentu saja dekat dengan masyarakat bukan sesuatu yang negatif, hanya saja perlu dijaga agar tidak terlalu terikat.
6. Kesederhanaan seperti Nabi Musa
بساطة مثل النبي موسى
Nabi Musa sebenarnya bisa bergaya ala seorang pangeran sebab dia merupakan anak angkat Raja Firaun. Namun, dia suka mengenakan pakaian sederhana yang terbuat dari kain wol.
7. Pengembara seperti Nabi Isa
تائهون مثل النبي عيسى
Ke mana-mana membuat seseorang bisa mengerti macam-macam, wawasannya semakin luas. Para ulama terdahulu punya tradisi rihlah (perjalanan) ilmiah. Konon, untuk mencari satu hadis saja diperlukan waktu hingga berminggu-minggu.
8. Rendah hati seperti Nabi Muhammad SAW
متواضع مثل النبي محمد صلى الله عليه وسلم
Rasulullah saw tidak meninggi-ninggikan diri. Hal ini rasa-rasanya berkebalikan dengan kita hari ini yang merasa paling tinggi dan paling benar, maka bukan sufi namanya kalau masih merasa paling benar sendiri.
Maka dari penjabaran di atas dapat dipahami bahwa untuk menobatkan diri sebagai penganut ajaran sufi kita harus terlebih dahulu memiliki dan menguasai banyak ilmu, dan harus memiliki banyak kriteria.
sehingga karena terlalu banyaknya syarat tersebutlah hanya sedikit sahabat yang mengamalkan ilmu kesufian, sedangkan sahabat yang lain lebih memilih untuk mengamalkan ilmu secara faktual dengan berdagang, berdakwah dan masuk dalam aspek kehidupan masyarakat secara umum.
sedangkan orang-orang yang sudah mengamalkan ilmu sufi mereka hanya sibuk untuk beribadat dan mendekatkan diri kepada Allah serta menjauhkan diri mereka dari kerumunan masyarakat, sehingga mereka lebih fokus untuk mendekatkan diri kepada Allah bukan malah sibuk mengatakan dan mendakwa kebenaran dirinya dan menyalahkan orang lain.
Masukkan E-mail Anda Untuk mendapatkan Berita terupdate di website kami.